Sabtu, 10 Maret 2012

Mobil Esemka


 Kemajuan teknologi saat ini dibuktikan oleh munculnya mobil Esemka
1.                LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi saat ini bergerak begitu cepat seakan – akan tiada hentinya. Seperti kendaraan saat ini, kendaraan tenaga uap pertama dibuat pada akhir abad 18. Nicolas-Joseph Cugnot dengan sukses mendemonstrasikan kendaraan tersebut pada tahun 1769. Kendaraan pertama menggunakan tenaga mesin uap, mungkin peningkatan mesin uap yang paling dikenal, dikembangkan di Birmingham, Inggris oleh Lunar Society. Dan juga di Birmingham mobil tenaga bensin perama kali dibuat di Britania pada tahun 1896 oleh Frederick William Lanchester yang juga mempatenkan rem cakram. Pada tahun 1890-an, ethanol digunakan sebagai sumber tenaga di A.S.
Mobil pertama di Amerika Serikat diberikan kepada Oliver Evans pada 1789; pada 1804 Evans mendemonstrasikan mobil pertamanya, yang bukan hanya mobil pertama di AS tapi juga merupakan kendaraan amfibi pertama, yang kendaraan tenaga-uapnya sanggup jalan di darat menggunakan roda dan di air menggunakan roda padel.
Umumnya mobil pertama mesin pembakaran dalam yang menggunakan bensin dibuat hampir bersamaan pada 1886 oleh penemu Jerman yang bekerja secara terpisah. Carl Benz pada 3 Juli 1886 di Mannheim, dan Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach di Stuttgart.
Salah satu moment terpenting untuk mobil esemka, seperti kita ketahui bahwa mobil esemka adalah mobil karya anak bangsa dari SMK di kota Solo. Setelah melalui perjalanan yang panjang dari kota Solo ke Jakarta dan melalui serangkaian uji emisi di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP), Serpong, Tangerang akhirnya kembali ke kota asal dengan sambutan yang meriah dari warga sekitar.
Bukanlah suatu hal yang berlebihan jika mobil esemka ini disambut dengan meriah dan arak-arakan dikarenakan warga kota Solo bangga dengan hasil karya anak-anak mereka. Dan Mobil Esemka dengan nomor plat AD 1 A yang dikemudikan oleh wakil walikota FX Hadi Rudyatmo kembali dalam kondisi yang baik dan Rudyatmo sangat puas dengan diselesaikannya misi uji emisi ke Jakarta ini. Dan selama menempuh perjalanan jarak jauh ini mobil esemka yang diragukan oleh banyak pihak tidak mengalami kendala atau kerusakan apapun. Bahkan Rudyatmo berniat untuk memenuhi janjinya untuk memotong rambutnya sampai habis atau gundul jika uji emisi berjalan sukses.

2.                ISI
Knowledge Creation yang terjadi pada saat proses product concept sampai dengan proses drafting merupakan proses yang penting, karena fokus utama adalah bagaimana menciptakan nilai (value) dari mesin pembuatan mobil yang akan dibuat yaitu mesin yang mempunyai nilai tambah bagi pelanggan dan tujuan dari  tim pembuatan mobil Esemka.
Proses design mesin-mesin yang dilakukan oleh pabrikan/rakitan ini sebagian besar adalah mesin-mesin yang masih di import dari perusahaan lain yang teknologinya terjadi perubahan dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam proses manufacturing cycle. Dalam process product concept yang menjadi problem lebih terkait dengan pengetahuan proses mesin, yaitu menentukan apa yang disebut dengan critical point dan parameternya. Selanjutnya dalam proses berikutnya design engineering, yaitu menentukan spesifikasi teknis dari mesin tersebut mengikuti disiplin dari design enggineering. Faktor yang menentukan dalam proses knowledge conversion adalah lebih pada combination dari pelbagai technical know how dari pada externalitation.
Yang dihadapi oleh tim pembuatan mobil esemka ini adalah dalam memasuki tahun berikutnya jumlah mesin yang harus dibuat bukan hanya jumlahnya saja yang meningkat akan tetapi juga jenis mesin yang akan dibuat hal ini berarti alih teknologi oleh tim pembuatan mobil esemka harus mempunyai kemampuan untuk berinovasi sehingga dapat menghasilkan mesin-mesin tersebut. Dari pengalaman dalam tahap pembelajaran selama ini perlu dilakukan beberapa hal antara lain beberapa mesin yang harganya di atas harga pasar. Untuk itu dapat menjawab tantangan ini, maka pada level management dan key worker pembuatan mesin mobil esemka harus membangun shared mental model mengenai mesin baru yang memenuhi kriteria eficiency, reduce cycle time, reduce invesment cost. Dan pada fase creating concept harus dapat melakukan ekternalisasi dengan analogi atau metafor dari mesin-mesin tersebut sehingga terjadi sharing tacit knowledge.
Misalnya bila mesin mobil tersebut yang dihasilkan lebih mahal dari harga pasar, maka dicari cara melalui analogi proses yang dapat digunakan dengan biaya yang lebih murah. Hanya dengan cara demikian pembuatan mesin mobil esemka dapat memberikan nilai tambah dari mesin-mesin yang akan dibuat.

3.                Kesimpulan
Fokus dari proses knowledge sharing adalah existing knowledge, berupa tacit knowledge pada pekerja pembuatan mobil esemka sebagai kompetensi yang dimiliki dan explisit knowledge yang  tercermin dalam sistem dan proses maupun knowledge yang tersimpan dalam dokumentasi/manual
Existing knowledge ini perlu dilakukan untuk menghasilkan sejumlah mesin mobil. Sumber utama dari existing knowledge ini terutama berupa tacit knowledge dari tim manajer yang mempunyai pengalaman dan latar belakang yang saling melengkapi. Pada tingkat group leader 50 % karyawannya diharapkan adalah tenaga baru dan pada tingkat worker lebih dari 90 % diharuskan adalah tenaga baru. Dengan demikian ada kepentingan dalam hal distribusi knowledge resources ini. Di pihak yang lain sebagian besar knowledge yang digunakan ini belum dikodifikasi dengan baik dalam bentuk best practicees maupun didokumentasikan dalam bentuk manual.

Sumber:













Tidak ada komentar:

Posting Komentar